Peserta dari 8 negara, termasuk Jepang, India, Malaysia, dan Thailand, mengirim perwakilan dengan layang-layang raksasa beragam bentuk dan makna. Di langit Parangkusumo, terlihat naga, burung garuda, hingga replika ikon budaya masing-masing negara.
“Ini bukan sekadar festival, ini jembatan budaya yang luar biasa,” kata Nugroho Wahyu, pegiat komunitas seni udara Jogja. Ia menyebut even ini sebagai bentuk nyata people-to-people contact yang mempererat hubungan antarbangsa lewat ekspresi kreatif.
Di sisi lain, pelaku UMKM lokal tampak meraup untung dari lonjakan wisatawan. “Biasanya sepi, tapi sejak dua hari ini warung ramai terus. Saya bisa jual 3 kali lipat dari biasanya,” ujar Bu Warti, pedagang makanan laut setempat.
Dinas Pariwisata DIY menyebut acara ini mampu menarik lebih dari 10.000 pengunjung, termasuk wisatawan mancanegara. Hotel dan penginapan di sekitar Parangtritis bahkan dilaporkan penuh sejak H-1 acara.
Festival ini menjadi bukti bagaimana perpaduan antara seni tradisional, kreativitas modern, dan keterlibatan internasional bisa menjadi kekuatan ekonomi baru bagi destinasi lokal.(tim/red)
> Sumber berita asli: Times Indonesia
Artikel: “Pantai Parangkusumo Bantul Penuh Warna, Ribuan Orang Padati Festival Layang-Layang Internasional”
